Blogger templates

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Thursday, January 2, 2020

PENAWARAN BUKU STUDI TENTANG KONDISI PASAR DAN PROSPEK INDUSTRI PAKAN TERNAK DI INDONESIA, 2020

Garis Besar Isi Buku
STUDI TENTANG KONDISI PASAR DAN PROSPEK INDUSTRI PAKAN TERNAK
DI INDONESIA, 2020

Outline of Book Contents
STUDY ON THE MARKET CONDITIONS AND PROSPECTS OF ANIMAL FEED INDUSTRY
IN INDONESIA, 2020

INDONESIA & ENGLISH VERSION










INDONESIA VERSION

Pelanggan yang kami cintai!  Salam sejahtera.
Semoga kita semua ada dalam lindungan Tuhan!

Latar belakang Commercial Global Data Research (CDR)
Kami adalah sebuah lembaga Konsultan, Survey, Riset dan Pelaporan di bidang data riset secara global, menyajikan berbagai informasi bisnis aktual yang meliputi sektor Industri manufaktur, pertambangan, perbankan, asuransi, studi kelayakan, dan jasa riset lainnya.

Kami hadir sebagai mitra konsultan Anda, untuk memberikan informasi aktual yang Anda perlukan guna menentukan arah kebijakan dalam mengembangkan perusahaan Anda.  Salah satu produk buku studi yang kami tawarkan kepada Anda adalah “Buku Studi tentang Kondisi Pasar dan Prospek Industri Pakan Ternak di Indonesia, 2020.

Kami tawarkan Buku tersebut kepada Anda seharga Rp. 7.000.000 (Tujuh juta rupiah) atau US$ 850, guna membantu para pelaku bisnis pada Industri Pakan Ternak, membantu para Investor, membantu pihak Perbankan atau Kreditor, dan pihak lainnya yang terkait, dengan cara melihat peta kekuatan diantara para pesaing/partner Anda, baik pesaing dari luar negeri maupun dalam negeri, mempelajari perkembangan Ekspor dan Impor produk Pakan Ternak di Indonesia, mengetahui hambatan dan peluang bagi perusahaan yang kondisinya berfluktuasi, mengetahui Main Market dari setiap perusahaan Pakan Ternak, mengetahui pangsa pasar luar negeri, mengetahui susunan Direktur dan Komisaris, serta informasi lainnya yang perlu Anda ketahui. (terlampir contoh Profil Perusahaan).

Seberapa besar kontribusi perusahaan Anda dalam meningkatkan kapasitas produksi guna memenuhi pesanan dari para buyer baik lokal maupun internasional, mencermati setiap peluang yang ada, dan diharapkan dengan memiliki buku ini, perusahaan anda menjadi lebih produktif, efisien, lebih maju dan bersaing secara sehat.

Kata Pengantar
Industri pakan ternak didalam negeri sangat berperan mendukung industri peternakan dalam menyediakan ketersediaan konsumsi daging dan produk turunannya bagi masyarakat sebagai tambahan sumber protein. Pakan memiliki kontribusi 70% dari total biaya produksi peternakan, sehingga tetap menjadi suatu bisnis yang cerah.

Secara makro, sektor peternakan mampu berkontribusi cukup besar terhadap pembentukkan Produk Domestik Bruto (PDB), ketahanan pangan, peningkatan rata-rata pendapatan penduduk nasional dan penciptaan lapangan kerja. Oleh karena itu tidak mengherankan jika sektor peternakan diharapkan sebagai sektor penunjang dalam pertumbuhan perekonomian, baik dalam bidang pertanian maupun ekonomi nasional.

Untuk mendukung tercapainya cita-cita dan harapan atas sektor peternakan tersebut, dituntut ketersedian industri sarana produksi ternak (Sapronak) yang berjalan dan tumbuh beriringan dengan industri yang menyerap hasil produksinya, seperti industri peternakan unggas. Tidak ada peran strategis lainnya yang mampu memajukan industri perunggasan secara signifikan selain industri pakan ternak. Bagaimana tidak, industri pakan berfungsi sebagai penyedia input terbesar dalam budidaya ternak dan merupakan aspek penting dalam usaha ternak selain bibit. Disamping itu, jika dilihat dari segi finansial, pakan merupakan faktor yang memiliki peranan paling besar dalam hal biaya produksi dibandingkan dengan faktor lainnya yang mencapai 60%-70%.

Secara umum industri pakan ternak nasional cukup memiliki peluang yang baik.  Dilihat dari tingkat produksinya, industri pakan ternak mengalami pertumbuhan rata-rata 8 % dalam periode lima tahun terakhir.

Menurut data dari Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT), bahwa industri pakan ternak sekitar 90% diserap oleh para peternak ayam petelur dan pedaging.

Tingginya tingkat konsumsi menunjukkan bahwa industri pakan ternak masih memiliki peluang besar, sehingga sejumlah pemain berminat melakukan ekspansi maupun investasi baru. Seperti, Malindo Feed Mill yang membangun pabrik baru di Tangerang berkapasitas 300.000 ton per tahun, serta Charoen Pokphand yang terus meningkatkan kapasitasnya. 

Hingga kini industri pakan ternak nasional masih didominasi pemain asing, termasuk Charoen Pokphand, Japfa Comfeed, Sierad Produce, CJ Feed, Gold Coin, dan Sentra Profeed. Produsen besar tersebut masih menggantungkan kebutuhan bahan bakunya pada impor.

Kebutuhan bahan baku masih tergantung impor, terutama jagung dari Amerika dan Brasil. Tingginya harga bahan baku impor, mengakibatkan harga pakan ternak di pasar domestik melambung. Pemerintah dalam jangka pendek akan mendorong pabrik pakan ternak yang selama ini masih menggunakan bahan baku impor sebagai campuran, untuk menggunakan bahan baku lokal guna menurunkan harga pakan ternak di dalam negeri.

Profil pakan ternak Indonesia
Menurut data dari GPMT, di Indonesia terdapat tidak kurang dari 84 pabrik pakan ternak yang masih aktif hingga 2019. Hingga kini industri pakan ternak nasional masih didominasi pemain asing, seperti Charoen Pokphand, Japfa Comfeed, Sierad Produce, CJ Feed, Gold Coin, dan Sentra Profeed. Produsen besar tersebut umumnya terintegrasi dengan industri peternakan dan pengolahan produk ternak.

Dalam periode lima tahun terakhir dari 2015-2019 kapasitas produksi industri pakan ternak nasional meningkat dengan pertumbuhan rata-rata 8 % per tahun. Kapasitasnya tercatat sebesar 16,2 juta ton per tahun pada 2015, kemudian meningkat hingga menjadi 20,3 juta ton pada tahun 2019.


Minat investasi pada industri pakan ternak masih tinggi
Sangat bijak bila pemilihan investasi memperhatikan ketersediaan bahan baku utama di lokasi investasi, sehingga mempunyai keunggulan komparatif, dimana pakan ternak membutuhkan sekitar 60% jagung.

Terdapat sejumlah alasan mengapa pendirian pabrik pakan ternak unggas sangat potensial untuk dikembangkan di berbagai wilayah Indonesia, alasan pertama tentu saja adalah ketersediaan pasar pakan ternak unggas.

Permintaan pasar terhadap pakan unggas mencapai ratusan ribu ton per bulan.  Bisnis pakan unggas ditandai oleh permintaan pasar yang senantiasa tumbuh signifikan seiring dengan pertumbuhan penduduk. Permintaan pakan unggas tetap tinggi sekalipun kondisinya kadang kala mengalami krisis, bahkan ketika wabah flu burung menyerang, secara umum peternakan unggas tidak mati. Alasan kedua, yang menjadi daya tarik investasi pabrik pakan di berbagai wilayah Indonesia adalah ketersediaan bahan baku utama pakan unggas berupa Jagung yang mudah dan murah, sehingga biaya produksi pembuatan pakan dapat ditekan sampai pada tingkat minimal.

Pakan merupakan salah satu komoditi penting yang termasuk pada sub sistem agribisnis hulu. Ketersediaan pakan yang berkualitas dan murah menjadi prasyarat bagi tumbuhnya industri peternakan yang maju. Pakan yang murah akan membuat peternak mampu meningkatkan Skala usaha dan keuntungan per satuan, sedangkan pakan yang berkualitas akan meningkatkan konversi pakan, sehingga proses pemberian pakan menjadi lebih efisien. Pakan merupakan faktor yang berperan dalam peningkatan kualitas budidaya yang berimplikasi pada peningkatan profitabilitas usaha ternak.

Disisi lain pengelolaan pakan ternak akan berimplikasi pada penyerapan tenaga kerja, penyediaan bahan baku pakan, proses produksi dalam pembuatan, serta perkembangan peternakan yang lebih merakyat.

Keberadaan pakan unggas yang murah sangat penting, karena dalam struktur biaya budidaya unggas terutama ayam potong, biaya mencapai persentasi tertinggi mencapai 60% sampai 70%.

Perkembangan pakan sudah terintegrasi menjadi sistem agribisnis perunggasan. Hanya saja selama ini perusahaan pabrik pakan ternak masih dikuasai oleh perusahaan multinasional, dengan skala besar dan menguasai seluruh sub sistem agribisnis perunggasan dari mulai pembibitan, budidaya, pembuatan pakan, sampai dengan pemasaran. Namun demikian bisnis ini tetap menjanjikan, karena selama ini sumber-sumber pakan (jagung) tersebar di masyarakat belum dikuasai sepenuhnya oleh perusahaan besar, dengan demikian masih ada celah untuk mengembangkan pakan ternak skala kecil (5 ton per hari) terutama untuk mamasok kebutuhan lokal.

Optimisme pendirian pabrik pakan ternak sangat wajar mengingat besarnya pasar dan peluang untuk membangun pemasaran relasional dengan para peternak kecil yang kurang terlayani oleh perusahaan besar, jumlah mereka saat ini mencapai sekitar ribuan peternak. Dalam hal ini kunci sukses pendirian pabrik pakan ternak terletak pada keterhubungan pabrik dengan pasar (kelompok peternak), sehingga seluruh produksi dapat terserap oleh para peternak lokal.

Terkait dengan keterhubungan dengan pasar, maka perusahaan dapat meniru pola pemasaran yang sudah berjalan dengan pola kemitraan dengan para peternak, terutama peternak kecil yang selama ini sangat tergantung dari pasokan pakan dari perusahaan besar. Upaya menekan biaya produksi dapat dilakukan dengan melakukan manajemen pembelian dan pengelolaan stok bahan baku, karena harga jagung sebagai bahan baku utama cenderung fluktuatif sepanjang tahun.

Bisnis yang direkomendasikan adalah bisnis pakan ternak skala kecil, terutama bila dibandingkan dengan para pelaku pakan ternak saat ini yang kapasitas produksinya mencapai puluhan ribu ton per bulan.


DAFTAR ISI

BAB I          PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
1.2.   Tujuan dan Ruang Lingkup
1.3.   Sumber Data dan Informasi

BAB II         TEORITIS PAKAN TERNAK
2.1.   Pengertian pakan
2.1.1.    Bahan pakan
2.1.2.    Peran makanan
2.1.3.    Zat pakan
2.1.4.    Pengolahan pakan
2.1.5.    Evaluasi mutu
2.1.6.    Formulasi ransum
2.2.   Cara pembuatan pakan ternak
2.2.1.    Pakan ayam buras
2.2.1.1.    Bahan makan untuk pakan            
2.2.1.2.    Beberapa formula pakan ayam buras
2.2.1.3.    Cara pemberian pakan
2.2.2.    Pakan ayam potong
2.2.2.1.    Pemilihan pakan
2.2.2.2.    Pemberian pakan
2.2.3.    Pakan ayam pedaging
2.3.   Beternak ayam potong
2.3.1.    Langkah-langkah yang dibutuhkan
2.3.2.    Proses kerja ayam potong
2.3.3.    Jumlah biaya yang dihabiskan, dan keuntungan yang dihasilkan
2.3.4.    Pemasaran ayam potong
2.4.   Beternak ayam ras petelur
2.4.1.    Memilih ayam ras petelur
2.4.2.    Warna telur
2.4.3.    Jenis ayam petelur
2.4.4.    Kandang anak ayam umur 0 hari - 6 minggu
2.4.4.1.    Kandang layer (masa bertelur)
2.4.4.2.    Kandang berdasarkan lantainya
2.4.4.3.    Peralatan kandang
2.4.4.4.    Suhu kandang
2.4.5.    Pakan
2.4.6.    Pencahayaan
2.4.7.    Kesehatan
2.4.7.1.    Vaksinasi ayam              
2.4.7.2.    Penyakit
2.4.7.3.    Pencegahan penyakit
2.4.8.    Saat menempatkan anak ayam kedalam kandang
2.4.9.    Panen
2.4.10.  Analisis usaha ayam ras petelur
2.5.   Pengolahan jerami padi sebagai pakan ternak sapi
2.5.1.    Upaya peningkatan kualitas jerami padi
2.5.2.    Amonisasi jerami
2.5.3.    Pengolahan jerami padi secara biologis
2.6.   Pemeliharaan dan pemberian pakan ternak sapi potong
2.7.   Pemberian pakan ternak domba
2.7.1.    Keunggulan complete feed            
2.7.2.    Proses pembuatan complete feed
2.7.3.    Analisa usaha
2.8.   Ternak itik
2.8.1.    Pedoman teknis budidaya itik
2.8.2.    Pembibitan
2.8.3.    Pemeliharaan
2.8.4.    Hama dan penyakit
2.8.5.    Panen
2.8.6.    Analisis usaha budidaya itik
2.8.7.    Gambaran peluang agribisnis
2.9.   Analisis strategis (analisis SWOT)
2.10. Proses produksi pakan
2.11. Proses produksi pakan ternak, day old chick, dan daging ayam olahan
2.12. Metode menyusun ransum itik
2.12.1.  Cara mengolah pakan buatan
2.12.2.  Perhitungan harga pakan
2.12.3.  Cara pemberian ransum yang baru
2.13. Membuat ransum untuk itik petelur
2.14. Alternatif menjaga ketersediaan pakan ternak
2.15.
Kebutuhan nutrisi pakan itik pedaging dan petelur pada berbagai umur pemeliharaan
2.16. Teknik produksi pakan ternak
2.16.1.  Definisi produksi pakan ternak
2.16.2. Bentuk pakan produk pabrik
2.16.3.  Teknik produksi pakan
2.16.4. Aneka ragam istilah dalam pakan
2.16.5. Bahan penyusun konsentrat
2.16.6. Pengadaan dan penimbangan bahan pakan
2.16.7.  Job description bagian produksi
2.16.8.  Pembuatan pakan ternak
2.17. Katalog mesin pakan ternak

BAB III        PERKEMBANGAN EKONOMI DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK INDONESIA
3.1.   Ekonomi Indonesia triwulan I tahun 2019 tumbuh 5,07%
3.2.   Laju pertumbuhan PDB triwulanan
3.3.   Pertumbuhan PDB
3.4.   Pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 2019 mencapai 266,91 juta jiwa
3.5.   Jumlah penduduk dan dependency ratio
3.6.   Persentase penduduk perkotaan

BAB IV        KONDISI PASAR DAN PERKEMBANGAN PAKAN TERNAK DI INDONESIA
4.1.   Profil pakan ternak Indonesia
4.2.   Harga pakan ayam berkualitas
4.3.   Sebaran industri pakan ternak
4.4.   Mini feed mill               
4.4.1.    Lokasi mini feed mill dikembangkan Kementerian Pertanian
4.5.   Pemain utama industri pakan ternak
4.6.   Terintegrasi dari hulu ke hilir
4.7.   Minat investasi pada industri pakan ternak masih tinggi
4.7.1.    Keunggulan investasi
4.7.2.    Gambaran pasar
4.7.3.    Harga pakan
4.7.4.    Persaingan usaha di pasar pakan ternak
4.7.5.    Strategi pemasaran
4.7.6.    Gambaran teknis
4.7.7.    Kebutuhan investasi
4.7.7.1. Kelayakan usaha
4.7.7.2. Hubungan stakeholders
4.8.   Perkembangan produksi dan konsumsi pakan ternak
4.9.   Produksi pakan ternak bisa mencapai 20,3 juta ton di tahun 2019
4.10. Industri pakan unggas tumbuh 8 %
4.11. Industri pakan ternak didorong untuk ekspansi keluar Jawa
4.12. Industri pakan ternak kurangi penggunaan jagung hingga 20 %
4.13. Perusahaan pakan ternak yang berekspansi
4.14. Industri pakan ayam terus bertumbuh, sudah cukupkah pasokan jagung Indonesia?
4.15. Peluang bisnis pakan, Charoen Pokphand terus berinvestasi
4.16. Prospek pertumbuhan obat hewan dan industri pakan ternak
4.17. Produsen pakan ayam bergantung pada ketersediaan jagung
4.18. Bahan baku jadi kendala industri pakan ternak           
4.19. Kebutuhan jagung pakan ternak naik 16 % di tahun 2019
4.20. Peningkatan konsumsi telur bisa menopang industri pakan
4.21. Februari 2019, pabrik bahan baku pakan terbesar di dunia akan dibangun di KEK Sei Mangkei Sumatera Utara
4.22. Top 5 industri peternakan terbesar di Indonesia
4.23. Operasikan pabrik pakan ternak milik Japfa Comfeed Indonesia, investasi Rp 600 miliar
4.24. Industri pakan ternak masih andalkan jagung impor
4.25. Produk peternakan Indonesia berpotensi masuk ke pasar negara tetangga
4.26. Perlunya penataan pasar unggas
4.26.1.  Demi masyarakat veteriner
4.27. Bibit, obat dan pakan ternak masih impor
4.28. Perkembangan peternakan unggas di Indonesia
4.28.1.  Industri peternakan terintegrasi
4.28.2.  Peternakan rakyat sebagai mitra
4.28.2.1.  Jenis-jenis pola kemitraan 
4.29. Prospek dan arah pengembangan agribisnis jagung
4.30. Perlunya pabrik pakan ternak diluar Jawa
4.31. Malindo menjadi efisien dan mengejar pertumbuhan
4.31.1.  Parameter investasi
4.31.2.  Prospek usaha
4.31.3.  Informasi usaha PT. Malindo Feedmill, Tbk.
4.31.4.  Ruang yang luas untuk melakukan peningkatan efisiensi dalam biaya produksi
4.31.5.  Penjualan dan marjin laba PT. Malindo Feedmill yang tumbuh secara bersamaan
4.31.6.  Penjualan ayam yang terus tumbuh
4.31.7.  Konsumsi pakan ternak dan produksi DOC broiler nasional
4.31.8.  Pembangunan pabrik makanan olahan beku
4.31.9.  Kenaikan harga jagung dan kedelai
4.31.10.       Indeks kepercayaan konsumen dan pertumbuhan industri peternakan
4.31.11.       Stock split, pembayaran dividen dan gagalnya right issue
4.31.12.       Perbandingan dgn perusahaan sejenis:  ROE yang tinggi dan dibutuhkannya penambahan modal
4.31.13.       Prospek bisnis MAIN
4.31.14.       Penilaian
4.32. Industri pakan semakin prospek
4.32.1.  Bidik Indonesia Timur
4.32.2.  Terus tumbuh
4.33. Pakan ternak ayam Sidoarjo tembus pasar Timor Leste
4.34. Tempat pendaratan ikan (TPI) Pusong layak miliki pabrik pakan ternak
4.35. Pabrik pakan ternak Sulawesi Tenggara beroperasi
4.36. Jangan biarkan pabrik pakan tenggelam
4.37. Katalog pakan ternak
4.38. JAPFA ekspansi pabrik pakan ternak di Medan melalui PT. Indojaya Agrinusa
4.39. JAPFA resmikan perluasan pabrik pakan ternak Rp600 Miliar
4.40. Produksi pakan dunia 2018 mencapai 1,103 miliar ton
4.41. Overview industri pakan ternak
4.41.1.  Pemain industri pakan ternak
4.41.2.  Produksi pakan ternak
4.41.3.  Konsumsi pakan ternak
4.41.4.  Kendala dalam industri pakan ternak
4.41.5.  Prospek industri pakan ternak
4.42. Keberadaan PT Indojaya Agrinusa turut mendukung ketersediaan pakan Indonesia
4.43. Grand opening ceremony PT. Farmsco Feed Indonesia
4.44. Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) butuh pabrik pakan ternak
4.45. Konsumsi pakan ternak diyakini tumbuh 8 %
4.46. Impor pakan ternak Indonesia tahun 2015-2019
4.47. Ekspor pakan ternak Indonesia tahun 2015-2019
4.48. Investor Malaysia akan bangun pabrik pakan di Indonesia
4.49. Provinsi Nusa Tenggara Timur bakal bangun pabrik pakan ternak di 2020
4.50. Produksi daging mengalami pergeseran
4.51. Partisipasi konsumsi pangan hewan
4.52. Data komoditas jagung
4.53. Produk utama PT. Charoen Pokphand Indonesia, Tbk.
4.53.1.  Pakan ternak ayam pedaging
4.53.2.  Pakan ternak ayam petelur
4.53.3.  Pakan ternak lainnya
4.53.4.  Day Old Chicks (DOC)
4.53.5.  Makanan olahan
4.54. Langka pakan ternak, Kementerian Pertanian distribusikan jagung ke peternak ayam
4.55. Daftar anggota GMPT
4.56. Meneropong prospek bisnis Charoen Pokhpan
4.57. Peraturan Pemerintah

BAB V         PERKEMBANGAN BAHAN BAKU PAKAN TERNAK
5.1.   Jagung
5.1.1.    Produksi jagung tahun 2019 diperkirakan mencapai 33 juta ton
5.1.2.    Proyeksi produksi dan konsumsi jagung nasional 2019
5.1.3.    Total volume impor dan produksi jagung nasional
5.1.4.    Provinsi Jawa masih menjadi sentra jagung nasional
5.1.5.    Perkembangan produksi jagung ASEAN
5.1.6.    Berapakah produksi jagung Indonesia?
5.1.7.    Darimana Indonesia impor jagung?
5.1.8.    Produksi jagung Indonesia diprediksi surplus hingga 2021
5.2.   Kedelai
5.2.1.    Berapa volume impor kedelai Indonesia?
5.2.2.    Negara utama asal impor kedelai Indonesia
5.2.3.    Harga kedelai impor dan lokal
5.2.4.    Rencana impor lima komoditas pangan
5.3.   Eksplorasi dan optimalisasi bahan pakan ternak
5.4.   Kondisi ketersediaan bahan pakan unggas
5.5.   Teknologi pengolahan pakan ternak ayam berbahan baku pakan lokal dengan harga yang murah
5.6.   Syarat bahan pakan untuk ternak
5.7.   Tabel kandungan nutrisi bahan pakan ternak 100 + jenis bahan pakan
5.7.1.    Tabel kandungan nutrisi rumput atau hijauan pakan ternak
5.7.2.    Tabel bahan pakan konsentrat sapi
5.7.3.    Tabel pakan hijauan dan kandungan nutrisinya untuk sapi
5.7.4.    Tabel batasan penggunaan pakan untuk ungags
5.7.5.    Tabel pakan aditif
5.8.   Kumpulan SNI pakan
5.9.   Kumpulan persyaratan teknis minimal pakan
5.10. Pentingnya kontrol kualitas pakan ternak
5.10.1.  Tujuan kontrol kualitas pakan
5.10.2.  Parameter uji laboratorium kualitas pakan
5.11. Produktivitas jagung menurut provinsi, 2014-2018
5.12. Produksi jagung menurut provinsi, 2014-2018
5.13. Luas panen jagung menurut provinsi, 2014-2018
5.14. Nomor SNI untuk bahan pakan
5.15. Pabrik pakan ternak komitmen gunakan bahan baku lokal
5.16. Indonesia masih impor bahan baku pakan ternak dari 5 negara

BAB VI        PERKEMBANGAN PETERNAKAN
6.1.   Produksi daging sapi menurut provinsi, 2015-2019
6.2.   Produksi daging ayam buras menurut provinsi, 2015-2019
6.3.   Produksi daging ayam ras pedaging menurut provinsi, 2015-2019
6.4.   Produksi daging ayam ras petelur menurut provinsi, 2015-2019
6.5.   Produksi telur ayam buras menurut provinsi, 2015-2019
6.6.   Produksi telur ayam ras petelur menurut provinsi, 2015-2019
6.7.   Populasi ayam buras menurut provinsi, 2015-2019
6.8.   Populasi ayam ras pedaging menurut provinsi, 2015-2019
6.9.   Populasi ayam ras petelur menurut provinsi, 2015-2019
6.10. Populasi sapi  perah menurut provinsi, 2015-2019
6.11. Populasi sapi potong menurut provinsi, 2015-2019
6.12. Populasi kelinci menurut provinsi, 2015-2019
6.13. Berapa volume daging sapi yang diimpor Indonesia?
6.14.  Harga telur di Jakarta telah naik 21 % sejak awal November 2018
6.15. Jawa Timur, provinsi dengan populasi sapi potong terbesar
6.16. Harga telur capai level tertingginya pasca lebaran
6.17. Pertama kali konsumsi telur ayam ras per kapita naik
6.18. Ayam ras pasok 71 persen konsumsi telur masyarakat
6.19. Jumlah perusahaan sapi perah modal dalam negeri di Indonesia
6.20. Harga daging ayam di Jambi termahal

BAB VII       STATISTIK PERIKANAN INDONESIA
7.1.   Pertumbuhan PDB perikanan
7.2.   Produksi perikanan
7.3.   Konsumsi ikan
7.4.   Luas kawasan konservasi
7.5.   Nilai tukar rata-rata per tahun
7.6.   Stok ikan
7.7.   Peningkatan PNBP SDA perikanan
7.8.   Tren nilai ekspor negara tujuan utama
7.9.   Trend nilai impor komoditas utama
7.10. Perkembangan izin pemasukan hasil perikanan (IPHP)
7.11. Trend pertumbuhan neraca perdagangan Indonesia
7.12. Investasi kelautan dan perikanan
7.13. Nilai pembiayaan usaha kelautan dan perikanan
7.14. Konsumsi ikan nasional
7.15. Target vs realisasi ekspor ikan
7.16. Trend pertumbuhan nilai ekspor Indonesia
7.17. Trend pertumbuhan neraca perdagangan Indonesia
7.18. Ekspor-impor-neraca hasil perikanan
7.19. Ekspor menurut komoditas utama
7.20. Impor menurut komoditas utama
7.21. Investasi kelautan dan perikanan
7.22. Nilai pembiayaan usaha kelautan dan perikanan
7.23. Sebaran unit pengolahan ikan
7.24. Ekspor menurut asal bahan baku

BAB VIII      REFORMASI KEBIJAKAN INDUSTRI UNGGAS
8.1.   Kondisi saat ini
8.1.1.    Produksi unggas Indonesia untuk ayam broiler, produksi telur dan jagung basah berdasarkan wilayah
8.1.2.    Konsumsi unggas per kapita dan pertumbuhan PDB per kapita
8.1.3.    Pasar daging Indonesia
8.1.4.    Negara-negara terbesar dalam produksi unggas
8.1.5.    Preferensi konsumen Indonesia terhadap daging ayam broiler versus daging ayam kampung
8.1.6.    Pemain utama produksi pakan ternak dan DOC di Indonesia
8.1.7.    Produksi dan konsumsi ayam broiler di Indonesia
8.1.8.    Produksi telur Indonesia
8.1.9.    Harga daging ayam broiler di Indonesia
8.1.10.  Harga ayam broiler di Indonesia dan Uni Eropa
8.1.11.  Harga eceran ayam di Indonesia dan dunia
8.1.12.  Harga telur di Indonesia
8.1.13.  Harga telur di Indonesia dan Uni Eropa
8.1.14.  Harga ayam broiler, DOC dan bahan pakan di Indonesia
8.1.15.  Harga daging dada, daging, dan harga telur di Indonesia,Thailand,Malaysia,Vietnam, Filipina
8.2.   Kebijakan saat ini
8.2.1.    Biaya rantai produksi ayam broiler hingga ke konsumen
8.2.2.    Volume dan nilai impor untuk pakan ayam broiler dan ayam petelur
8.2.3.    Produksi dan konsumsi jagung Indonesia
8.2.4.    Impor dan produksi Jagung Indonesia
8.2.5.    Perbandingan harga jagung pasar domestik dan internasional
8.2.6.    Konsumsi jagung impor dan domestik di Asia Tenggara
8.2.7.    Kurangnya infrastruktur
8.2.8.    Biaya transportasi untuk ayam broiler hingga ke konsumen
8.2.9.    Biaya transportasi untuk produksi telur di Indonesia
8.2.10.  Standar kondisi peternakan unggas terkait dengan pengangkutan dan transportasi ayam
8.3.   Rekomendasi kebijakan
8.3.1.    Harmonisasi peraturan
8.3.2.    Pembebasan impor stok induk
8.3.3.    Pembebasan impor jagung
8.3.4.    Peningkatan infrastruktur
8.3.5.    Struktur industri ayam broiler
8.3.6.    Struktur industri ayam petelur

BAB IX        PERKEMBANGAN EKSPOR-IMPOR
9.1.   Mengapa impor jagung untuk pakan ternak harus dilakukan?
9.2.   Impor jagung tetap tinggi ditengah rencana swasembada
9.3.   Peluang besar di bisnis jagung
9.4.   Impor tepung, tepung kasar, dan pellet ikan, pas (flours, meals, and pellats of fish, fit)
9.5.   Ekspor tepung, tepung kasar, dan pellet ikan, pas (flours, meals, and pellats of fish, fit)
9.6.   Impor dedak, benda tajam dan residu jagung lainnya - bran, sharps and other residues of maize (corn)
9.7. Ekspor dedak, benda tajam dan residu jagung lainnya  - bran, sharps and other residues of maize (corn)
9.8.   Impor tepung, tepung kasar dan pelet, dari daging (Flours, meals & pellets, of meat)
9.9.   Ekspor tepung, tepung kasar dan pelet, dari daging / daging (Flours, meals & pellets, of meat / meat)
9.10. Impor makanan anjing atau kucing, disiapkan untuk penjualan eceran (Dog or cat food, put up for retail sale)
9.11. Ekspor makanan anjing atau kucing, disiapkan untuk penjualan eceran (Dog or cat food, put up for retail sale)
9.12. Impor pakan lengkap untuk unggas (complete feed for poultry)
9.13. Ekspor pakan lengkap untuk unggas (complete feed for poultry)
9.14. Impor pakan lengkap untuk udang (Complete feed for prawn feed)
9.15. Ekspor pakan lengkap untuk udang (Complete feed for prawn feed)

BAB X         PROSPEK INDUSTRI PAKAN TERNAK
10.1. Peluang investasi pakan ternak
10.2. Bisnis pakan ternak dari limbah singkong
10.3. Ternak ayam kampung, peluang bisnis untuk usaha kecil
10.4. Peluang usaha ternak kelinci
10.5. Peluang 5 emiten pakan ternak (poultry) di bursa saham
10.5.1.  Competitive advantage industri poultry di Indonesia
10.5.2.  Market share yang besar
10.5.3.  Margin yang besar
10.5.4.  Ruang pertumbuhan yang besar
10.5.5.  Perbandingan kinerja bisnis
10.5.6.  Ukuran bisnis dan pertumbuhan
10.5.7.  Profitability (kemampuan menghasilkan profit)
10.5.8.  Keamanan bisnis (kemampuan membayar utang)
10.5.9.  Ada apa dibalik harga saham yang turun?
10.5.10.       Valuasi PER dan PBV yang rendah dan manarik
10.5.11.       Perbandingan valuasi harga saham
10.5.12.       Kesimpulan, menarik buat investasi
10.6. Bisnis pakan prospektif, Charoen Pokphand genjot investasi
10.7. Industri pakan ayam terus tumbuh, cukupkah pasokan jagung dalam negeri?
10.8. Penjualan pakan udang kembali menggeliat
10.9. Perdagangan pakan ternak Indonesia
10.9.1.  Produksi pakan ternak
10.9.2.  Ekspor pakan ternak Indonesia
10.10.   Daftar perusahaan yang berinvestasi di bidang industri
         pakan ternak di Indonesia

BAB XI        STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) SUB SEKTOR PETERNAKAN
11.1. Pakan anak ayam ras petelur (layer starter)
11.2. Pakan babi pembesaran (pig grower)
11.3. Pakan ayam ras petelur (layer)
11.4. Pakan ayam ras pedaging masa akhir (broiler finisher)
11.5. Pakan ayam ras petelur dara (layer grower)
11.6. Pakan ayam ras pedaging masa akhir (broiler finisher)
11.7. Pakan anak puyuh (quail starter)
11.8. Pakan anak babi prasapih (pig prestarter)
11.9. Pakan anak babi sapihan (pig starter)
11.10.   Pakan anak babi sapihan (pig starter)

BAB XII       MARKET BRIEF PAKAN TERNAK DILUAR NEGERI
12.1. Korea Selatan
12.1.1.  Kerjasama ekonomi Korea Selatan dan Indonesia
12.1.2. Peluang dan strategi penetrasi pasar
12.1.2.1.  Definisi pakan ternak
12.1.2.2.  Fungsi pakan ternak
12.1.2.3. Kode HS pakan ternak
12.1.3.  Perdagangan pakan ternak di dunia
12.1.3.1.  Produksi
12.1.3.2.  Ekspor dan impor pakan ternak di dunia
12.1.4. Perdagangan pakan ternak
12.1.4.1. Trend pakan ternak
12.1.4.2. Trend impor pakan ternak
12.1.5.  Kebijakan tarif
12.1.6. Strategi memasuki pasar Korea Selatan
12.1.7. Prosedur impor (import procedures)
12.1.8.  Pengurusan ijin impor (import clearence)
12.1.9. Standarisasi produk di Korea Selatan
12.2. Tantangan industri unggas nasional

BAB XIII      PERANAN PERBANKAN PADA SEKTOR PAKAN TERNAK
13.1. Peran trader
13.2. Potensi pendanaan
13.3. Agunan bahan baku
13.4. Kenapa akses permodalan peternak sulit
13.4.1.  Peranan pendampingan dan penggunaan teknologi untuk tingkatkan nilai bisnis peternakan
13.4.2.  Bantu ternak sebagai penyedia modal bidang peternakan
13.5. Bank BRI sukseskan peluncuran KUR khusus peternakan rakyat

BAB XIV     PERATURAN PEMERINTAH

BAB XV      PENGARUH POLITIK TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
15.1. Politik bebas aktif
15.2. Hubungan politik luar negeri Indonesia
15.2.1.  Dampak dari Perjanjian ACFTA
15.2.2.  Dampak dari keadaan politik internasional terhadap perekonomian di Indonesia
15.3. 5 prioritas politik luar negeri Indonesia, 2020-2024
15.4. Pengaruh kenaikan BBM pada ekonomi, pendidikan dan kesehatan
15.5. Pengaruh kenaikan BBM pada Ekonomi, Pendidikan dan Kesehatan

BAB XVI     PENUTUP
16.1. Kesimpulan
16.2. Saran
16.3. Prospek Industri Pakan Ternak 5 tahun mendatang

DIREKTORI (PROFIL PERUSAHAAN)


SAMPLE OF DIRECTORY 
(Company Profiles)

PT. CENTRAL PERTIWI BAHARI
Address                            :  Head Office
                                            Jalan Ancol Barat Block A-5E No. 10
                                            Ancol Barat, Jakarta 14430
                                            DKI Jakarta
                                            Phones        : (021) 6930567 (Hunting)
                                            Fax.             : (021) 6930568
                                            Website       : https://www.cpp.co.id/
Factory                             :  Jalan Ir. Sutami Km. 16 Desa Sindang Sari
                                            Tanjung Bintang – Lampung
                                            Phone          : (0721) 351310 (Hunting)
                                            Fax.             : (0721) 351307
Project Location                :  - Desa Telandas Metro, Lampung Utara
                                              Lampung
                                              Phone        : (0725) 556222 (Hunting)
                                              Fax.           : (0725) 556150
                                            - Tulang Bawang, Lampung
Date of Establishment      :  8 June 1994 as PT Central Pertiwi Bratasena
                                            5 March 1998 as PT Central Pertiwi Bahari
Legal Status                     : PT (Limited Liability Company)
Category                          : Foreign Investment (PMA) Company
P e r m i t s                       :  The Capital Investment Coordinating Board
                                            - No. 017/18/V/PMA/2005
                                              Dated 13 April 2005
                                            - No.1543/III/PMA/2005
                                              Dated 30 December 2005
                                            - No. 77/II/PMA/2006 Dated 22 March 2006
                                            - No.634/III/PMA/2006 Dated 19 May 2006
                                            - No. 133/II/PMA/2007 Dated 24 April 2007
Lines of Business              : Integrated Shrim Breeding & Shrimp
                                            Feed Industry
Production Capacity         :  Initial
                                            Shrimp Feeds              –    180,000 tons p.a.
                                            Fry Shrimp                  – 6,000,000 heads
                                            Frozen Shrimps           –      77,700 tons p.a.
                                            Expansion
                                            Fry Shrimp (Rembang) - 150,000,000 heads
                                            Fry Shrimp (Situbondo) - 150,000,000 heads
                                            Fry Shrimp (Buleleng)   - 150,000,000 heads
                                            Fry Shrimp (Tulang Bawang) – 1,862,400 he
                                            Frozen Shrimps             -          8,064 tons p.a.
                                            Shrimp feeds                 -          8,644 tons p.a.
Market                               : Export & Domestic
Capitalization                    :  Authorized Capital       Rp. 1,000,000,000,000
                                            Issued Capital              Rp.    593,625,345,000
                                            Paid Up Capital           Rp.    593,625,345,000
Shareholder (s)                :  - PT. Central Proteina Prima (PMA)
                                            - Charoen Pokphand Foods Public Co.Ltd.
                                              of Hongkong
Total Investment               :  Initial
                                            Equity Capital              – Rp. 593,625 million
                                            Loan Capital                – Rp. 266,396 million
                                            Total Investment          – Rp. 860,021 million                                                                            Expansion
                                            Equity Capital              – Rp. ——-
                                            Loan Capital                – Rp. 511,708 million
                                            Total Investment          – Rp. 511,708 million
B a n k e r (s)                   :  - PT Bank CIMB NIAGA Tbk.
                                            - The STANDARD CHARTERED Bank
                                            - CITIBANK NA.
Started Operation             : 1997
Total Employees               :  3,600 persons
                                               400 persons/Expansion
Supervisory Board            :  Chairman   - Mr. Chingchai Lohawathanakul
                                            Member (s) - Mr. Eddy Susanto Zaoputra
                                                                  Mr. Sunet Jiaravanon
Board of Management     :  President Director – Mr. Haryono Janako
                                            Director (s) - Mr. Dermawan Rahardja
                                                                 Mr. Harlan Budiono
                                                                 Mr. Isman Harijanto
                                                                 Mr. Johannes Kitono
Associated Companies     :  Member of The Charoen Pokphand Group

R E M A R K S  :
PT. Central Pertiwi Bahari pengexport udang terbesar di Indonesia
Eksportir komoditas perikanan di Lampung harus segera berbenah. Sebab, negara pengimpor produk perikanan Indonesia bakal menerapkan peraturan yang semakin ketat. Salah satunya negara Amerika Serikat (AS) yang menjadi pasar utama ekspor komoditas perikanan Lampung.
Negara ini sedang menyiapkan rancangan undang-undang yang mengharuskan nelayan menjelaskan lokasi ikan ditangkap serta tipe kapal dan tipe jaring yang digunakannya. Bahkan nelayan diharuskan menjelaskan proses pengolahan yang dilakukan.
Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Lampung Setiato, sepanjang tahun 2015 ekspor produk perikanan di Lampung sebesar 27.458.146 kg dengan nilai 44.485.007,8 dolar AS. Sepanjang tahun ini pengekespor terbesar adalah PT Central Pertiwi Bahari. Perusahaan ini mengekspor 18.204.742,37 Kg udang beku dengan nilai 174.264.036 dolar.
Udang beku perusahaan ini paling banyak diekspor ke negara Amerika Serikat dengan jumlah 8.657.082,95 kg dengan nilai 72.951.435,18 dolar AS. Lalu di bulan Desember 2015, ekspor produk perikanan Lampung sebesar 2.396.876,75 kg dengan nilai 23.958.137,00 dolar. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan November 2015 yang tercatat sebesar 2.283.981,38 kg dengan nilai 21.836.638,80 dolar.

Berdasarkan Katalog BPS "Lampung Dalam Angka 2015", volume ekspor komoditas perikanan dari Lampung sejak 2012 terus turun. Catat saja, untuk udang beku. Pada tahun 2012, ekspor udang beku sebanyak 24.931 ton, lalu turun jadi 22.721 ton (2013), lalu turun lagi jadi 20.206 ton. Untuk ekspor ikan hidup, jika di tahun 2010-2012 masih ada. Namun sejak 2013 sudah tidak ada lagi ekspor ikan hidup. Begitu juga dengan ekspor rumput laut. jika pada tahun 2013 sempat ekspor 418 ton, di 2014 turun drastis jadi 157 ton. Karena jumlah ekspor menurun, nilai ekspor juga mengikut.
---------------------


Sementara CP Prima merupakan perusahaan budidaya udang dan ikan serta produsen makanan olahan. Kami senantiasa menerapkan standar global dan inovasi - inovasi terkini untuk menghasilkan produk unggulan.

PT Central Proteina Prima Tbk (CP Prima) telah memulai bisnisnya sejak bulan April 1980. Sejak pendiriannya, kami memiliki tujuan untuk memproduksi produk akuakultur berkualitas tinggi seperti pakan, bibit, pakan hewan peliharaan, probiotik hingga produk udang dan makanan olahan untuk pasar domestik maupun ekspor. Tidak hanya untuk pasar Indonesia, kami juga telah mengembangkan sayap pemasaran produk pakan kami ke pasar India, dan produk udang ke pasar internasional seperti Vietnam, Cina, Jepang, Amerika, Kanada, Inggris, Belgia, Perancis, Belanda, Jerman dan New Zealand, yang disesuaikan dengan citra rasa konsumen di masing-masing negara tersebut. Demikian halnya dengan pakan udang kami yang pada tahun 2014 telah diterima dan direspon sangat baik oleh pasar India di waktu yang relatif singkat.

Memproduksi produk yang segar dan bebas antibiotik adalah komitmen utama kami, serta memastikan terpenuhinya standar keamanan produk sesuai dengan standar nasional dan internasional. Beberapa sertifikasi dari Pemerintah Indonesia seperti BPOM, HALAL, SNI, PROPER, SKP, HACCP, CPIB, CBIB, dan sertifikasi internasional seperti BRC (UK), ACC (USA) hingga Global GAP (Eropa) telah berhasil kami raih. Kami senantiasa menjaga keseluruhan proses mulai dari setiap proses budidaya hingga pengepakan produk. Komitmen kami dalam memenuhi standarisasi keamanan produk telah dibuktikan dengan menjadi perusahaan pertama di dunia yang meraih sertifikasi Global GAP pada tanggal 26 April 2009. Usaha kami untuk senantiasa menjaga kualitas mutu telah membuat kami meraih beberapa akreditasi kualitas mutu produk lainnya, seperti BAP dan ASC, yang semakin membuktikan kemampuan yang kami miliki dalam memenuhi standar tinggi.

Saat ini, produk pakan CP Prima berhasil menjadi pemimpin pangsa pasar, sehingga hal ini membuktikan bahwasanya kualitas produk kami telah mampu memenuhi keinginan pasar seperti yang telah kami janjikan.
---------------------


FORMULIR PEMESANAN
ORDER FORM

Kirimkan kepada kami buku       :     STUDI TENTANG KONDISI PASAR DAN PROSPEK INDUSTRI PAKAN TERNAK DI INDONESIA”, 2020.

Send us the book                       :     "STUDY ON THE MARKET CONDITIONS AND PROSPECTS OF ANIMAL FEED INDUSTRY IN INDONESIA”2020.

Silahkan pilih versi buku anda
Please select the version of your book
Versi/version : √   (     ) Indonesia  atau/or  (     ) English

Tanggal Pemesanan              : …………………………………………
Booking date 
Nama Pemesan                     : …………………………………………
Name of  buyer      
Jabatan                                   : …………………………………………
Position     
Nama Perusahaan                 : …………………………………………
Name of Company
Alamat Perusahaan               : …………………………………………
Company Address                   
Telepon/Fax                           : …………………………………………
Phone/Fax

E-mail                                     : …………………………………………

Hormat kami / sincerely
Pemesan / buyer,



_______________________


Hubungi kami / Contact Us :
DENI SILALAHI (Marketing Department) “Commercial Global Data Research
Address     : Sukamanah RT. 04/06 No. 199 Cisaat, Sukabumi 43152, West Java – INDONESIA
Phone        : +62 (0266) 6225566, +62 0857 9392 9829;      E-mail: cg.dataresearch@gmail.com

Pembayaran melalui          :   {  X  }   Transfer    or    Cash    or    Cheque 
Payment via

Nama Bank                           :  BANK OCBC NISP
Bank name                              Cabang Sukabumi

Nomor Rekening                 :  14081015480-1
Account number

Rekening atas nama          :  ROHIYAH
Account in the name

Buku pesanan Anda akan segera kami kirim setelah ada konfirmasi dari pihak pemesan.
Book your order will immediately tell us when there is confirmation from the buyer

Terima kasih atas kepercayaan anda bermitra dengan kami.
Thank you for the trust you partner with us.


*************

ENGLISH VERSION

Our beloved customers! Best wishes.
May we all be protected by God!

Background of Commercial Global Data Research (CDR)
We are a Consultant, Survey, Research and Reporting institution in the field of research data globally, providing a variety of actual business information that addresses the manufacturing, mining, banking, insurance, feasibility studies and other research services sectors.

We are here as your consultant partner, to provide the actual information you need to determine the policy direction for developing your company. One of the studio book products that we offer to you is "Study Book on Market Conditions and Prospects of the Animal Feed Industry in Indonesia, 2020.

We are offered this book for you for Rp. 7,000,000 (Seven million rupiah) or US $ 850, to help business people in the Animal Feed Industry, assist Investors, assist Banks or Creditors, and other relevant parties, by looking at the partners' use maps / your partners, both from abroad and within the country, continue the development of the Export and Import of Animal Feed products in Indonesia, study the constraints and opportunities for companies related to fluctuations, look for the Main Markets of each Animal Feed company, find out foreign markets, find composition of Directors and Commissioners, and also other information that you need to know. (attached sample Company Profile).

How much is the company that supports you to increase production to meet orders from buyers both local and international, looking at every opportunity that exists, and it is hoped that by having this book, your company will be more productive, efficient, more advanced and compete healthier.

Foreword
Domestic Animal Feed Industry Strongly Supports Domestic Animal Feed Industry Providing Derivative Products for the Community as an Additional Source of Protein. 70% of the total cost of livestock production, must remain a bright business.

At a macro level, the agricultural sector contributes quite significantly to the formation of Gross Domestic Product (GDP), food security, an increase in the average income of the national population and an increase in employment. Therefore it is not surprising that the agricultural sector is expected to be a supporting sector in economic growth, both in agriculture and the national economy.

To support the achievement of the ideals and expectations of the livestock sector, the availability of livestock production industry (Sapronak) is demanded to run and grow in tandem with industries that absorb their production, such as the poultry industry. There is no other strategic role that can significantly advance the poultry industry besides the animal feed industry. How not, the animal feed industry as the largest source of input in agriculture and an important resource in the livestock business other than seeds. Besides that, when viewed from a financial perspective, feed is a factor that has the biggest role in terms of production costs compared to other factors which reach 60% -70%.

In general, the national animal feed industry has quite a good opportunity. Viewed from the level of production, the animal feed industry experienced an average growth of 8% in the last five years.

According to data from the Association of Livestock Feed Entrepreneurs (GPMT), that around 90% of the animal feed industry is absorbed by layer and broiler breeders.

The high level of consumption shows that the animal feed industry still has big opportunities, so that a number of players are interested in expanding and making new investments. Like Malindo Feed Mill, which is building a new factory in Tangerang with a capacity of 300,000 tons per year, and Charoen Pokphand which continues to increase its capacity.

Until now the national animal feed industry is still dominated by foreign players, including Charoen Pokphand, Japfa Comfeed, Sierad Produce, CJ Feed, Gold Coin, and the Center for Profeed. The large producer still relies on imported raw material needs.

The need for raw materials still depends on imports, especially corn from America and Brazil. The high price of imported raw materials has caused animal feed prices on the domestic market to soar. The government in the short term will encourage animal feed factories which have so far still used imported raw materials as a mixture, to use local raw materials to reduce domestic animal feed prices.

Profile of Indonesian animal feed
According to data from GPMT, in Indonesia there are no less than 84 animal feed factories which are still active until 2019. Until now the national animal feed industry is still dominated by foreign players, such as Charoen Pokphand, Japfa Comfeed, Sierad Produce, CJ Feed, Gold Coin, and Centers Profeed Large producers are generally integrated with the livestock industry and animal product processing.

In the last five years period from 2015-2019 the production capacity of the national animal feed industry increased with an average growth of 8% per year. Its capacity was recorded at 16.2 million tons per year in 2015, then increased to 20.3 million tons in 2019.


Interest in investment in the animal feed industry is still high
It is wise if the investment selection pays attention to the availability of main raw materials at the investment location, so that it has a comparative advantage, where animal feed requires around 60% of corn.

There are a number of reasons why the establishment of poultry feed factory is very potential to be developed in various regions of Indonesia, the first reason is of course the availability of poultry feed market.

Market demand for poultry feed reaches hundreds of thousands of tons per month. The poultry feed business is characterized by market demand that continues to grow significantly in line with population growth. Demand for poultry feed remains high even though conditions are sometimes in crisis, even when avian influenza outbreaks occur, in general poultry farms do not die. The second reason, which attracts investment in feed mills in various regions of Indonesia is the availability of main raw materials for poultry feed in the form of easy and inexpensive corn, so that the production costs of making feed can be reduced to a minimum level.

Feed is one of the important commodities included in the upstream agribusiness sub-system. The availability of quality and inexpensive feed is a prerequisite for the growth of an advanced livestock industry. Cheap feed will make farmers able to increase business scale and profit per unit, while quality feed will increase feed conversion, so that the feeding process becomes more efficient. Feed is a factor that plays a role in improving the quality of cultivation which has implications for increasing profitability of livestock businesses.

On the other hand, animal feed management will have implications for labor absorption, supply of feed raw materials, production processes in manufacturing, and the development of more populous livestock.

The existence of cheap poultry feed is very important, because in the structure of poultry farming costs, especially in broilers, the cost of reaching the highest percentage reaches 60% to 70%.

The development of feed has been integrated into a poultry agribusiness system. It's just that during this animal feed factory companies are still controlled by multinational companies, with large scale and control all the poultry agribusiness sub-systems from breeding, cultivation, feed manufacturing, to marketing. However, this business is still promising, because so far the sources of feed (maize) scattered in the community have not been fully controlled by large companies, thus there is still a gap to develop small-scale animal feed (5 tons per day), especially for supplying local needs.

Optimism for the establishment of animal feed mills is very reasonable given the large market and opportunities to build relational marketing with small farmers who are not served by large companies, their numbers currently reach around thousands of farmers. In this case the key to the success of the establishment of animal feed factory lies in the connection of the factory with the market (farmer groups), so that all production can be absorbed by local farmers.

Associated with the connection with the market, the company can imitate the existing marketing pattern with a partnership with farmers, especially small farmers who have been very dependent on the supply of feed from large companies. Efforts to reduce production costs can be done by purchasing management and managing raw material stocks, because the price of corn as the main raw material tends to fluctuate throughout the year.

The recommended business is the small scale animal feed business, especially when compared to the current animal feed actors whose production capacity reaches tens of thousands of tons per month.


LIST OF CONTENTS

CHAPTER I       INTRODUCTION
1.1.   Background
1.2.   Objectives and Scope
1.3.   Data and Information Sources

CHAPTER II      THEORY OF ANIMAL FEED
2.1.   Definition of feed
2.1.1.    Feed ingredients
2.1.2.    The role of food
2.1.3.    Food substance
2.1.4.    Feed processing
2.1.5.    Quality evaluation
2.1.6.    Ration formulation
2.2.   How to make animal feed
2.2.1.    Free-range chicken feed
2.2.1.1.    Food ingredients for feed
2.2.1.2.    Some formulas for free-range chicken feed
2.2.1.3.    How to feed
2.2.2.    Cut chicken feed
2.2.2.1.    Feed Selection
2.2.2.2.    Feeding
2.2.3.    Broilers' feed
2.3.   Raising chicken pieces
2.3.1.    Required steps
2.3.2.    The process of working chicken pieces
2.3.3.    The amount of costs spent, and the profits generated
2.3.4.    Marketing of chicken pieces
2.4.   Raising laying hens
2.4.1.    Choose laying hens
2.4.2.    Egg color
2.4.3.    Type of laying hens
2.4.4.    Cage of chicks aged 0 days - 6 weeks
2.4.4.1. Cage layer (spawning period)
2.4.4.2.     The cage is based on the floor
2.4.4.3.     Cage equipment
2.4.4.4.     Temperature of the cage
2.4.5.    Feed
2.4.6.    Lighting
2.4.7.    Health
2.4.7.1.     Chicken Vaccination
2.4.7.2.     Disease
2.4.7.3.    Disease prevention
2.4.8.    When placing chicks into cages
2.4.9.    Harvest
2.4.10. Analysis of laying hens
2.5.   Processing rice straw as cattle feed
2.5.1.    Efforts to improve the quality of rice straw
2.5.2.    Hay ammonization
2.5.3.    Biological processing of rice straw
2.6.   Maintenance and feeding of beef cattle
2.7.   Feeding sheep livestock
2.7.1.    Excellence complete feed
2.7.2.    The process of making a complete feed
2.7.3.    Business analysis
2.8.   Duckling cattle
2.8.1.    Technical guidelines for duck farming
2.8.2.    Nursery
2.8.3.    Maintenance
2.8.4.    Pests and diseases
2.8.5.    Harvest
2.8.6.    Analysis of duck farming
2.8.7.    An overview of agribusiness opportunities
2.9.   Strategic analysis (SWOT analysis)
2.10. Feed production process
2.11. The process of producing animal feed, day old chick, and processed chicken meat
2.12. Method for compiling duck rations
2.12.1. How to process artificial feed
2.12.2. Calculation of feed prices
2.12.3. How to give a new ration
2.13. Make rations for laying ducks
2.14. The alternative is to maintain the availability of animal feed
2.15. Nutritional needs of broiler and laying duck feed at various maintenance ages
2.16. Animal feed production techniques
2.16.1. Definition of animal feed production
2.16.2. Form of factory product feed
2.16.3. Feed production techniques
2.16.4. Various terms in feed
2.16.5. Concrete concentrate ingredients
2.16.6. Procurement and weighing of feed ingredients
2.16.7. Job description of the production department
2.16.8. Making animal feed
2.17. Animal feed machine catalog

CHAPTER III     ECONOMIC DEVELOPMENT AND GROWTH OF INDONESIA'S POPULATION
3.1.    Indonesia's economy in the first quarter of 2019 grew 5.07%
3.2.   Quarterly GDP growth rate
3.3.   GDP growth
3.4.   Indonesia's population growth in 2019 will reach 266.91 million
3.5    Total population and dependency ratio
3.6.   Percentage of urban population

CHAPTER IV     MARKET CONDITIONS AND DEVELOPMENT OF LIVESTOCK FOOD IN INDONESIA
4.1.   Profile of Indonesian animal feed
4.2.   Price of quality chicken feed
4.3.   Distribution of the animal feed industry
4.4.   Mini feed mill
4.4.1.    The location of the mini feed mill was developed by the Ministry of Agriculture
4.5.   A major player in the animal feed industry
4.6.   Integrated from upstream to downstream
4.7.   Interest in investment in the animal feed industry is still high
4.7.1.    Investment excellence
4.7.2.    Market overview
4.7.3.    Price of feed
4.7.4.    Business competition in the animal feed market
4.7.5.    Marketing strategy
4.7.6.    Technical picture
4.7.7.    Investment needs
4.7.7.1.     Feasibility
4.7.7.2.     Stakeholder relations
4.8.   Development of animal feed production and consumption
4.9.    Animal feed production can reach 20.3 million tons in 2019
4.10. The poultry feed industry grows 8%
4.11. Animal feed industry is encouraged to expand outside of Java
4.12. Animal feed industry reduces corn use by up to 20%
4.13. Animal feed companies that are expanding
4.14.The chicken feed industry continues to grow, is Indonesia's corn supply sufficient?
4.15. Feed business opportunities, Charoen Pokphand continues to invest
4.16. Growth prospects for animal medicine and animal feed industry
4.17. Chicken feed producers depend on the availability of corn
4.18. Raw material is a constraint for the animal feed industry
4.19. The need for corn for animal feed will increase by 16% in 2019
4.20. Increased egg consumption can sustain the feed industry
4.21. February 2019, the largest feed raw material factory in the world will be built in the SEi Mangkei SEZ North Sumatra
4.22. Top 5 biggest livestock industries in Indonesia
4.23. Operate animal feed factory owned by Japfa Comfeed Indonesia, investment of Rp 600 billion
4.24. The animal feed industry still relies on imported corn
4.25. Indonesian livestock products have the potential to enter neighboring markets
4.26. The need for structuring the poultry market
4.26.1.  For the sake of the veterinary community
4.27. Seed, medicine and animal feed are still imported
4.28. The development of poultry farms in Indonesia
4.28.1. Integrated livestock industry
4.28.2. Folk farms as partners
4.28.2.1.  Types of partnership patterns
4.29. Prospects and directions for corn agribusiness development
4.30. The need for animal feed factories outside Java
4.31. Malindo becomes efficient and pursues growth
4.31.1. Investment parameters
4.31.2. Business prospect
4.31.3.   Business information of PT. Malindo Feedmill, Tbk.
4.31.4. Large space to increase efficiency in production costs
4.31.5. Sales and profit margins of PT. Malindo Feedmill that grows simultaneously
4.31.6. Chicken sales continue to grow
4.31.7. Animal feed consumption and national broiler DOC production
4.31.8.   Construction of a frozen food processing factory
4.31.9. Increase in prices of corn and soybeans
4.31.10. Index of consumer confidence and growth of the livestock industry
4.31.11. Stock split, dividend payment and failure of rights issue
4.31.12. Comparison with similar companies: High ROE and the need for additional capital
4.31.13. MAIN business prospects
4.31.14. Assessment
4.32. Feed industry increasingly prospects
4.32.1. Aim for Eastern Indonesia
4.32.2. Continue to grow
4.33. Sidoarjo chicken feed goes through the Timor Leste market
4.34. The Pusong fish landing area (TPI) deserves a livestock feed factory
4.35. Southeast Sulawesi animal feed factory operates
4.36. Don't let the feed mill sink
4.37. Animal feed catalog
4.38. JAPFA expands animal feed factory in Medan through PT. Indojaya Agrinusa
4.39. JAPFA inaugurates the expansion of animal feed factory of Rp600 billion
4.40. World feed production in 2018 reaches 1.103 billion tons
4.41. Overview of the animal feed industry
4.41.1.  Animal feed industry players
4.41.2. Animal feed production
4.41.3. Consumption of animal feed
4.41.4. Constraints in the animal feed industry
4.41.5. Prospects of the animal feed industry
4.42. The existence of PT Indojaya Agrinusa also supports the availability of Indonesian food
4.43. Grand opening ceremony of PT. Farmsco Feed Indonesia
4.44. West Nusa Tenggara Province (NTB) needs animal feed factories
4.45. Consumption of animal feed is believed to grow 8%
4.46. Indonesia's animal feed imports in 2015-2019
4.47. Indonesia's animal feed exports in 2015-2019
4.48. Malaysian investors will build feed mills in Indonesia
4.49. East Nusa Tenggara Province will build animal feed factory in 2020
4.50. Meat production has shifted
4.51. Participation in animal food consumption
4.52. Corn commodity data
4.53. The main products of PT. Charoen Pokphand Indonesia, Tbk.
4.53.1. Broiler chicken feed
4.53.2. Layer chicken feed
4.53.3. Other livestock feed
4.53.4. Day Old Chicks (DOC)
4.53.5. Processed food
4.54. Rare animal feed, the Ministry of Agriculture distributes corn to chicken farmers
4.55. List of GMPT members
4.56. Observe the business prospects of Charoen Pokhpan
4.57. Government regulations

CHAPTER V      DEVELOPMENT OF LIVESTOCK RAW MATERIALS
5.1.   Corn
5.1.1.    Corn production in 2019 is estimated to reach 33 million tons
5.1.2.    Projected national corn production and consumption in 2019
5.1.3.    Total volume of national corn imports and production
5.1.4.    Java Province is still the national corn center
5.1.5.    Development of ASEAN corn production
5.1.6.    What is Indonesia's corn production?
5.1.7.    Where does Indonesia import corn from?
5.1.8.    Indonesia's Corn Production is predicted to have a surplus of up to 2021
5.2.   Soy
5.2.1.     What is the volume of Indonesian soybean imports?
5.2.2.    Country of origin is important for Indonesian soybeans
5.2.3.    Imported and local soybean prices
5.2.4.    Planned import of five food commodities
5.3.   Exploration and optimization of animal feed ingredients
5.4.   Conditions for consumption of poultry feed ingredients
5.5.   Chicken feed processing technology made from local feed raw materials at low prices
5.6.   Provisions for animal feed ingredients
5.7.   Table of nutrient content of animal feed ingredients 100+ types of feed ingredients
5.7.1.    Animal nutrition table or animal feed
5.7.2.    Table of beef concentrate feed ingredients
5.7.3.    Forage table and nutrient content for cattle
5.7.4.     Table of restrictions on the use of feed for poultry
5.7.5.    Feed additive table
5.8.   SNI collection of feed
5.9.   A collection of minimum technical requirements for feed
5.10. The importance of quality control of animal feed
5.10.1. The purpose of feed quality control
5.10.2. Laboratory test parameters for feed quality
5.11. Corn productivity by province, 2014-2018
5.12. Corn production by province, 2014-2018
5.13. Corn harvest area by province, 2014-2018
5.14. SNI number for feed ingredients
5.15. Animal feed factory is committed to using local raw materials
5.16. Indonesia is still important raw material for animal feed from 5 countries

CHAPTER VI     DEVELOPMENT OF LIVESTOCK
6.1.   Beef production by province, 2015-2019
6.2.   Production of free-range chicken meat by province, 2015-2019
6.3.   Broiler chicken production by province, 2015-2019
6.4.   Laying chicken production by province, 2015-2019
6.5.   Production of free-range chicken eggs by province, 2015-2019
6.6.   Production of laying hens eggs by province, 2015-2019
6.7.   Free-range chicken population by province, 2015-2019
6.8.   Broiler population by province, 2015-2019
6.9.   Population of laying hens by province, 2015-2019
6.10. Dairy cattle population by province, 2015-2019
6.11. Beef cattle population by province, 2015-2019
6.12. Rabbit population by province, 2015-2019
6.13. What is the volume of beef released by Indonesia?
6.14. The price of eggs in Jakarta has risen 21% since the beginning of November 2018
6.15. East Java, the province with the largest population of beef cattle
6.16. Egg prices reached their highest levels after Eid
6.17. The first time consuming per capita chicken eggs rose
6.18. Supply of chicken for 71 percent of people's egg consumption
6.19. Number of domestic capital dairy companies in Indonesia
6.20. The price of chicken meat in Jambi is the most expensive

CHAPTER VII    FISHERIES STATISTICS OF INDONESIA
7.1.   Generate GDP
7.2.   Fisheries production
7.3.   Fish consumption
7.4.   Area of ​​conservation area
7.5.   Average exchange rates per year
7.6.   Fish stock
7.7.   Increased PNBP SDA fisheries
7.8.   Trends in export value of main destination countries
7.9.   The trend in the value of imports of key commodities
7.10. Development of fishery product import permit (IPHP)
7.11. Growth trend of Indonesia's trade balance
7.12. Marine and fisheries investment
7.13. The value of marine and fisheries business financing
7.14. National fish consumption
7.15. Target vs. realization of fish exports
7.16. Growth trend of Indonesia's export value
7.17. Growth trend of Indonesia's trade balance
7.18. Fishery products export-import-balance
7.19. Exports according to main commodities
7.20. Imports according to main commodities
7.21. Marine and fisheries investment
7.22. The value of marine and fisheries business financing
7.23. Distribution of fish processing units
7.24. Exports by origin of raw materials

CHAPTER VIII   POULTRY INDUSTRY POLICY REFORM
8.1.   Present condiition
8.1.1.     Indonesian poultry production for broiler chickens, egg and wet corn production by region
8.1.2.    Poultry consumption per capita and GDP growth per capita
8.1.3.    Indonesian meat market
8.1.4.    The largest countries in poultry production
8.1.5.    Indonesian consumer preferences for broiler chicken versus native chicken meat
8.1.6.    The main player in animal feed production and DOC in Indonesia
8.1.7.    Production and consumption of broiler chickens in Indonesia
8.1.8.    Indonesian egg production
8.1.9.    Broiler chicken meat prices in Indonesia
8.1.10. Broiler chicken prices in Indonesia and the European Union
8.1.11.   Retail prices of chickens in Indonesia and the world
8.1.12. Price of eggs in Indonesia
8.1.13.   Egg prices in Indonesia and the European Union
8.1.14. Prices of broiler chickens, DOC and feed ingredients in Indonesia
8.1.15. The price of breast meat, meat and egg prices in Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam, the Philippines
8.2.   Current policy
8.2.1.    The cost of the broiler chicken production chain reaches consumers
8.2.2.    Import volumes and values ​​for broiler chicken and layer chicken feed
8.2.3.    Indonesian corn production and consumption
8.2.4.    Import and production of Indonesian corn
8.2.5.    Comparison of domestic and international market corn prices
8.2.6.    Consumption of imported and domestic corn in Southeast Asia
8.2.7.    Lack of infrastructure
8.2.8.    Transportation costs for broilers to consumers
8.2.9.    Transportation costs for egg production in Indonesia
8.2.10. The standard conditions of poultry farms are related to chicken transportation and transportation
8.3.   Policy recommendation
8.3.1.    Harmonization of regulations
8.3.2.    Exemption of import of parent stock
8.3.3.    Exemption from import of corn
8.3.4.    Infrastructure improvement
8.3.5.    The structure of the broiler industry
8.3.6.    Structure of laying hens

CHAPTER IX     DEVELOPMENT OF EXPORT-IMPORT
9.1.    Why should the import of corn for animal feed be done?
9.2.   Corn imports remain high amid self-sufficiency plans
9.3.   Great opportunity in the corn business
9.4.   Imported flour, meal and fish pellets, fit (flours, meals, and pellats of fish, fit)
9.5.   Export of flour, meal and fish pellets, fit (flours, meals, and pellats of fish, fit)
9.6.   Imports of bran, sharps and other corn residues - bran, sharps and other residues of maize (corn)
9.7. Exports of bran, sharps and other corn residues - bran, sharps and other residues of maize (corn)
9.8.   Imports of flour, meal and pellets, from meat (Flours, meals & pellets, of meat)
9.9.   Export of flour, meal and pellets, from meat / meat (Flours, meals & pellets, of meat / meat)
9.10. Import dog or cat food, prepared for retail sales (Dog or cat food, put up for retail sale)
9.11. Dog or cat food export, prepared for retail sales (Dog or cat food, put up for retail sale)
9.12. Import complete feed for poultry (complete feed for poultry)
9.13. Export of complete feed for poultry (complete feed for poultry)
9.14. Import complete feed for shrimp (Complete feed for prawn feed)
9.15. Export of complete feed for shrimp (Complete feed for prawn feed)

CHAPTER X      PROSPECT OF LIVESTOCK INDUSTRY
10.1. Investment opportunities in animal feed
10.2. Animal feed business from cassava waste
10.3. Chicken farms, business opportunities for small businesses
10.4. Rabbit livestock business opportunities
10.5. Opportunity 5 livestock feed issuers (poultry) on the stock exchange
10.5.1.  Competitive advantages of the poultry industry in Indonesia
10.5.2. Large market share
10.5.3. Large margins
10.5.4. Large growth space
10.5.5. Comparison of business performance
10.5.6. Business size and growth
10.5.7. Profitability (ability to make profit)
10.5.8. Business security (ability to pay debts)
10.5.9. What's behind the falling stock prices?
10.5.10. Low and attractive PER and PBV valuations
10.5.11. Comparison of stock price valuations
10.5.12. In conclusion, interesting for investment
10.6. Prospective feed business, Charoen Pokphand boosts investment
10.7. Chicken feed industry continues to grow, is sufficient domestic supply of corn?
10.8. Shrimp feed sales back stretched
10.9. Indonesian animal feed trade
10.9.1.  Animal feed production
10.9.2. Indonesian animal feed exports
10.10.             List of companies that invest in industry animal feed in Indonesia

CHAPTER XI     INDONESIAN NATIONAL STANDARD (SNI) SUB SECTOR LIVESTOCK
11.1. Layer chicken feed (layer starter)
11.2. Enlarged pig feed (pig grower)
11.3. Laying chicken feed (layer)
11.4. Final broiler chicken feed (broiler finisher)
11.5. Density layer chicken feed (layer grower)
11.6. Final broiler chicken feed (broiler finisher)
11.7. Quail starter (quail starter)
11.8. Presapih piglet (prestarter pig)
11.9. Weaning piglet (pig starter)
11.10. Weaning piglet (pig starter)

CHAPTER XII    MARKETS OF FEED BRIEF, OVERSEAS
12.1. South Korea
12.1.1.   South Korea and Indonesia economic cooperation
12.1.2.   Market penetration opportunities and strategies
12.1.2.1.  Definition of animal feed
12.1.2.2. Animal feed function
12.1.2.3. HS Code of animal feed
12.1.3. Animal feed trade in the world
12.1.3.1. Production
12.1.3.2. Exports and imports of animal feed in the world
12.1.4. Animal feed trade
12.1.4.1.  Animal feed trends
12.1.4.2. Animal feed import trends
12.1.5. Tariff policy
12.1.6. Strategy for entering the South Korean market
12.1.7. Import procedures
12.1.8.   Handling of import clearance (import clearence)
12.1.9. Product standardization in South Korea
12.2. The challenges of the national poultry industry

CHAPTER XIII   ROLE OF BANKING IN LIVESTOCK SECTORS
13.1. Role of traders
13.2. Potential funding
13.3. Collateral raw materials
13.4. Why is access to farmers' capital difficult?
13.4.1. The role of assistance and the use of technology to increase the value of animal husbandry business
13.4.2. Help livestock as a provider of capital in the field of animal husbandry
13.5. Bank BRI succeeded in launching KUR specifically for smallholder farms

CHAPTER XIV   GOVERNMENT REGULATION

CHAPTER XV    POLITICAL EFFECTS ON INDONESIA'S ECONOMY
15.1. Active free politics
15.2. Indonesian foreign policy relations
15.2.1.  Impact of the ACFTA agreement
15.2.2. The impact of the international political situation on the economy in Indonesia
15.3. 5 priorities of Indonesia's foreign policy, 2020-2024
15.4. Effects of rising fuel prices on the economy, education and health
15.5. Effects of rising fuel prices on the Economy, Education and Health

CHAPTER XVI   CLOSING
16.1. Conclusion
16.2. Suggestion
16.3. Prospects of the Animal Feed Industry in the next 5 years

DIRECTORY (COMPANY PROFILE)


SAMPLE OF DIRECTORY 
(Company Profiles)

PT. CENTRAL PERTIWI BAHARI
Address                            :  Head Office
                                            Jalan Ancol Barat Block A-5E No. 10
                                            Ancol Barat, Jakarta 14430
                                            DKI Jakarta
                                            Phones        : (021) 6930567 (Hunting)
                                            Fax.             : (021) 6930568
                                            Website       : https://www.cpp.co.id/
Factory                             :  Jalan Ir. Sutami Km. 16 Desa Sindang Sari
                                            Tanjung Bintang – Lampung
                                            Phone          : (0721) 351310 (Hunting)
                                            Fax.             : (0721) 351307
Project Location                :  - Desa Telandas Metro, Lampung Utara
                                              Lampung
                                              Phone        : (0725) 556222 (Hunting)
                                              Fax.           : (0725) 556150
                                            - Tulang Bawang, Lampung
Date of Establishment      :  8 June 1994 as PT Central Pertiwi Bratasena
                                            5 March 1998 as PT Central Pertiwi Bahari
Legal Status                     : PT (Limited Liability Company)
Category                          : Foreign Investment (PMA) Company
P e r m i t s                       :  The Capital Investment Coordinating Board
                                            - No. 017/18/V/PMA/2005
                                              Dated 13 April 2005
                                            - No.1543/III/PMA/2005
                                              Dated 30 December 2005
                                            - No. 77/II/PMA/2006 Dated 22 March 2006
                                            - No.634/III/PMA/2006 Dated 19 May 2006
                                            - No. 133/II/PMA/2007 Dated 24 April 2007
Lines of Business              : Integrated Shrim Breeding & Shrimp
                                            Feed Industry
Production Capacity         :  Initial
                                            Shrimp Feeds              –    180,000 tons p.a.
                                            Fry Shrimp                  – 6,000,000 heads
                                            Frozen Shrimps           –      77,700 tons p.a.
                                            Expansion
                                            Fry Shrimp (Rembang) - 150,000,000 heads
                                            Fry Shrimp (Situbondo) - 150,000,000 heads
                                            Fry Shrimp (Buleleng)   - 150,000,000 heads
                                            Fry Shrimp (Tulang Bawang) – 1,862,400 he
                                            Frozen Shrimps             -          8,064 tons p.a.
                                            Shrimp feeds                 -          8,644 tons p.a.
Market                               : Export & Domestic
Capitalization                    :  Authorized Capital       Rp. 1,000,000,000,000
                                            Issued Capital              Rp.    593,625,345,000
                                            Paid Up Capital           Rp.    593,625,345,000
Shareholder (s)                :  PT. Central Proteina Prima (PMA)
                                            Charoen Pokphand Foods Public Co.Ltd.
                                              of Hongkong
Total Investment               :  Initial
                                            Equity Capital              – Rp. 593,625 million
                                            Loan Capital                – Rp. 266,396 million
                                            Total Investment          – Rp. 860,021 million                                                                            Expansion
                                            Equity Capital              – Rp. ——-
                                            Loan Capital                – Rp. 511,708 million
                                            Total Investment          – Rp. 511,708 million
B a n k e r (s)                   :  PT Bank CIMB NIAGA Tbk.
                                            The STANDARD CHARTERED Bank
                                            CITIBANK NA.
Started Operation             : 1997
Total Employees               :  3,600 persons
                                               400 persons/Expansion
Supervisory Board            :  Chairman   - Mr. Chingchai Lohawathanakul
                                            Member (s) Mr. Eddy Susanto Zaoputra
                                                                  Mr. Sunet Jiaravanon
Board of Management     :  President Director – Mr. Haryono Janako
                                            Director (s) - Mr. Dermawan Rahardja
                                                                 Mr. Harlan Budiono
                                                                 Mr. Isman Harijanto
                                                                 Mr. Johannes Kitono
Associated Companies     :  Member of The Charoen Pokphand Group

R E M A R K S  :
PT. Central Pertiwi Bahari is The Biiggest Shrimp exporter in Indonesia
Fishery commodity exporter in Lampung must immediately restructured. Therefore, countries importing Indonesian fishery products will apply increasingly stringent regulations. One was the United States (US), which became the main export market of fishery commodities from Lampung.
The country is currently preparing a bill that requires fishermen to explain the location of fish caught and the type of vessel and the type of nets they use. Even fishermen are required to explain the processing method.
According to the Head of Marine and Fisheries Lampung Setiato, throughout 2015 the export of fishery products in Lampung amounted to 27,458,146 kg with a value of US$ 44,485,007.8. Throughout this year, the biggest exporter is PT Central Pertiwi Bahari. The company is exporting total of 18,204,742.37 kg frozen shrimp with a value of US$ 174,264,036.
Company’s frozen shrimp is mostly exported to the United States with a number of 8,657,082.95 kg with a value of US$ 72,951,435.18. Then in December 2015, export of fishery products from Lampung amounting to 2,396,876.75 kg with a value of US$ 23,958,137.00. This number increased compared with November 2015, which stood at 2,283,981.38 kg with a value of US$ 21,836,638.80.
Based on BPS catalog "Lampung in Figures 2015", the volume of exports of fishery commodities from Lampung since 2012 continue to fall. Make a note of it, for frozen shrimp. In 2012, exports of frozen shrimp as many as 24,931 tons, then dropped to 22,721 tons (2013), then down again to 20,206 tons. For live fish export product, in the year of 2010-2012 are still exist. But since 2013, it was no longer exist. So are with seaweed exports. If in 2013 exported seaweed product is 418 tons, in 2014 plummeted to 157 tons. Because of the declining number of exports, the value of exports also followed.
----------------------

CP Prima are a shrimp and fish cultivation company and a manufacturer of processed food. We always apply global standards and the latest innovations to produce superior products.

PT Central Proteina Prima Tbk (CP Prima) has started its business since April 1980. Since its establishment, we have a goal of producing high quality aquaculture products such as feed, seeds, pet food, probiotics to shrimp and processed food products for the domestic and export markets. . Not only for the Indonesian market, we have also expanded the marketing wing of our feed products to the Indian market, and shrimp products to international markets such as Vietnam, China, Japan, America, Canada, England, Belgium, France, Holland, Germany and New Zealand, which adjusted to the image of consumer taste in each of these countries. Likewise with our shrimp feed which in 2014 was received and responded very well by the Indian market in a relatively short time.

Producing products that are fresh and antibiotic free is our main commitment, and ensures the fulfillment of product safety standards in accordance with national and international standards. Some certifications from the Government of Indonesia such as BPOM, HALAL, SNI, PROPER, SKP, HACCP, CPIB, CBIB, and international certifications such as BRC (UK), ACC (USA) to Global GAP (Europe) have been successfully achieved. We always maintain the whole process from every cultivation process to product packaging. Our commitment to meeting product safety standards has been proven by becoming the first company in the world to achieve Global GAP certification on April 26, 2009. Our efforts to always maintain quality have made us reach several other product quality accreditations, such as BAP and ASC, which further prove our ability to meet high standards.

At present, CP Prima's feed products have succeeded in becoming a market share leader, so this proves that the quality of our products has been able to meet market demands as we have promised. 



FORMULIR PEMESANAN
ORDER FORM

Kirimkan kepada kami buku       :     STUDI TENTANG KONDISI PASAR DAN PROSPEK INDUSTRI PAKAN TERNAK DI INDONESIA”, 2020.

Send us the book                       :     "STUDY ON THE MARKET CONDITIONS AND PROSPECTS OF ANIMAL FEED INDUSTRY IN INDONESIA”, 2020.

Silahkan pilih versi buku anda
Please select the version of your book
Versi/version : √   (     ) Indonesia  atau/or  (     ) English

Tanggal Pemesanan              : …………………………………………
Booking date 
Nama Pemesan                     : …………………………………………
Name of  buyer      
Jabatan                                   : …………………………………………
Position     
Nama Perusahaan                 : …………………………………………
Name of Company
Alamat Perusahaan               : …………………………………………
Company Address                   
Telepon/Fax                           : …………………………………………
Phone/Fax

E-mail                                     : …………………………………………

Hormat kami / sincerely
Pemesan / buyer,



_______________________

Hubungi kami / Contact Us :
DENI SILALAHI (Marketing Department)Commercial Global Data Research
Address     : Sukamanah RT. 04/06 No. 199 Cisaat, Sukabumi 43152, West Java – INDONESIA
Phone        : +62 (0266) 6225566, +62 0857 9392 9829;      E-mail: cg.dataresearch@gmail.com
                 Cheque                 Transfer
Pembayaran melalui          :   {  X  }   Transfer    or    Cash    or    Cheque 
Payment via

Nama Bank                           :  BANK OCBC NISP
Bank name                              Cabang Sukabumi

Nomor Rekening                 :  14081015480-1
Account number

Rekening atas nama          :  ROHIYAH
Account in the name

Buku pesanan Anda akan segera kami kirim setelah ada konfirmasi dari pihak pemesan.
Book your order will immediately tell us when there is confirmation from the buyer

Terima kasih atas kepercayaan anda bermitra dengan kami.
Thank you for the trust you partner with us.